Direktur Sido Muncul Dr (HC) Irwan Hidayat bersama Kepala BPOM Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D dan publik figur El Rumi menjadi narasumber utama dalam Talkshow BPOM dengan tajuk: Jamu Menjaga Tradisi, Menyatukan Generasi, di Jakarta. (foto ist)

 

JAKARTA – Orang nomor satu di Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM Dokter Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D mengaku rutin minum jamu setiap pagi. Hal itu untuk menjaga kesehatan dan kondisi tetap fit. 

“Sampai saat ini saya rutin meminum jamu setiap pagi. Hal ini saya lakukan karena merasakan khasiatnya. Maka melestarikan tradisi minum jamu harus dipertahankan,” ujar Taruna kepada audien dalam Talkshow BPOM dengan tajuk: Jamu Menjaga Tradisi, Menyatukan Generasi, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam talkshow tersebut selain Kepala BPOM dr Taruna juga turut hadir sebagai narasumber utama di panggung kehormatan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Dr (HC) Irwan Hidayat dan publik figur El Jallaludin Rumi atau akrab disapa El Rumi. 

Tepat di Hari Jamu Nasional, pada Selasa (27/5/2025) BPOM melakukan kegiatan minum jamu bersama, sebagai tanda loyalitas terhadap jamu sebagai budaya bangsa yang dilakukan langsung Kepala BPOM, pelaku usaha OBA, perwakilan komunitas Mbok Jamu Gendong, dan perwakilan barista jamu.

Kegiatan diselenggarakan untuk menyambut Hari Jamu Nasional yang biasa diperingati setiap tanggal 27 Mei.

Sebagai rangkaian dari puncak Hari Jamu Nasional kali ini, Kepala BPOM memberikan penghargaan kepada 5 industri atas kontribusinya dalam pengembangan obat bahan alam (OBA), yaitu PT Sido Muncul, PT Bintang Toedjoe, PT Deltomed Laboratories, PT. Dexa Medica dan PT Phytochemindo Reksa.

“Acara ini salah satu bentuk strategi BPOM dalam melestarikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda,” jelas Taruna.

Lebih lanjut Taruna mengatakan, jamu Indonesia sudah mendunia melalui pengakuan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 6 Desember 2023 lalu sebagai warisan budaya tak benda.

Di Hari Jamu Nasional ini, kata dia, BPOM ingin menggalang sebanyak mungkin pelaku usaha untuk berusaha dalam pengembangan jamu. Tentu saja dalam pengembangan obat bahan alam ini diperlukan inovasi. 

 “Maka selanjutnya kami menggandeng kampus-kampus untuk menghasilkan inovasi produk dengan output yang diharapkan adalah produk inovasi terstandar dengan hasil yang baik. Dari sisi BPOM, kami melalui Kedeputian Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik mengupayakan regulasi serta memberikan pendampingan yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya,” terang Taruna. 

Taruna menegaskan dalam melestarikan jamu ini tentunya diperlukan program dan strategi yang tepat. Dalam hal ini BPOM mengembangkan konsep kolaborasi ABG (academic, business, government) sebagai kunci penting dalam pengembangan jamu.

Pada kesempatan yang sama Bos Sido Muncul Irwan Hidayat Setuju dengan menyebutkan bahwa salah satu cara agar kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik adalah melalui pendekatan berbasis ilmiah.

“Supaya bisa diterima secara akal sehat. Dan hal itu bisa dilakukan, dengan aturan-aturan yang dibuat BPOM untuk memfasilitasinya. Dan saya berkeyakinan kekayaan alam kita bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kesehatan masyarakat Indonesia,” tegas Irwan. 

Poin penting selanjutnya dari pengembangan tersebut adalah strategi menurunkan atau terus melestarikan budaya minum jamu agar dapat terjaga kontinuitasnya dari generasi ke generasi. 

Di sinilah peran penting dari generasi muda Indonesia, sebagai bibit dari generasi emas 2045, menjadi sangat penting dan memegang peran strategis. 

“Cara yang dilakukan, salah satunya adalah melalui acara minum jamu bersama sekaligus sharing session Kepala BPOM Pak Taruna Ikrar saya sebagai pengusaha jamu, dan public figure seperti El Rumi dalam Sharing Session tentang : Jamu Menjaga Tradisi, Menyatukan Generasi, sebagai strategi promosi, KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) untuk membangun minat masyarakat bahwa hidup kita tidak lengkap tanpa minum jamu,” jelas Irwan. 

Irwan tak memungkiri perubahan zaman membawa generasi muda saat ini telah mengalami pergeseran budaya sebagai akibat dari digitalisasi. 

Untuk itu, diperlukan strategi komunikasi yang inovatif dan kreatif agar memastikan kontinuitas budaya minum jamu dapat terwujud.

Irwan juga memberikan edukasi bahwa sejatinya ada 2 bahan jamu asli Indonesia yaitu kunyit dan temulawak yang banyak khasiatnya untuk kesehatan.

Salah satu cara agar kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik adalah melalui pendekatan berbasis ilmiah.

“Dan itu bisa dilakukan, dengan aturan-aturan yang dibuat BPOM untuk memfasilitasi sehingga kekayaan alam kita bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, El Rumi mengungkapkan pandangannya bahwa tren minum jamu di kalangan generasi muda memang masih kurang.

“Dibandingkan dengan tren kopi kekinian atau minuman boba, padahal konsumsi jamu lebih sehat. Ini mungkin karena kurangnya edukasi dan anak-anak muda harus lebih membuka ruang untuk menerima jamu sebagai gaya hidup,” jelas Putra dari musikus senior Ahmad Dhani ini. 

Sebagai public figure yang dikenal aktif mengampanyekan gaya hidup sehat, El Rumi mencoba untuk menginspirasi anak muda untuk memerhatikan keseimbangan aktivitas fisik dengan nutrisi dari asupan ke dalam tubuh.

“Kebetulan aku cukup aktif olahraga. Jadi, aku coba inspire followers-ku agar tidak hanya itu (olahraga). Akan tetapi apa yang kita makan dan kita minum juga harus baik. Salah satunya dengan minum jamu,” ungkapnya. 

El Rumi yang juga sebagai Brand Ambassador Esemag dari Sido Muncul ini mengaku kebiasaan minum jamu bukan hanya untuk kesehatan saja. Akan tetapi sebagai cara melestarikan kebudayaan Indonesia, yaitu tradisi minum jamu.