Menko PMK Pratikno (keempat dari kiri) dalam kegiatan Kick Off Kampanye TOSS TBC di kawasan Car Free Day, Jakarta, pada Minggu (9/11/2025). Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Sekretaris Kemenko PMK Imam Machdi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Sekretariat Negara M. Amperawan, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya. foto ist 

 

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memperkuat gerakan nasional penanggulangan tuberkulosis (TBC) melalui program Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). 

Hal tersebut disampaikan Menko PMK dalam kegiatan Kick Off Kampanye TOSS TBC di kawasan Car Free Day, Jakarta, pada Minggu (9/11/2025).

Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di delapan provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Kampanye diikuti dengan senam bersama, edukasi kesehatan dari para penyuluh dan penyintas TBC, pemeriksaan kesehatan, serta berbagai kegiatan hiburan bagi masyarakat.

Dalam sambutannya, Menko PMK menegaskan bahwa TBC adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan sepenuhnya apabila pasien menjalani pengobatan dengan disiplin dan mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.

“TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan, tapi juga menular. Dan kita di dunia masih sangat tinggi, nomor dua tertinggi di dunia setelah India. Jangan sampai kita nomor satu, kita harus segera turunkan kasus TBC ini,” ujar Menko PMK Pratikno.

Ia menambahkan, keberhasilan eliminasi TBC sangat bergantung pada peran aktif masyarakat di tingkat akar rumput, mulai dari RT/RW hingga kelurahan, yang menjadi garda terdepan dalam menemukan dan mendampingi kasus di lapangan.

“Terima kasih kepada bapak-bapak, ibu-ibu dari desa dan kelurahan, dari RT RW karena kuncinya adalah di lapangan. Kami sedang merevisi regulasi supaya sesuai dengan upaya percepatan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Menko PMK mengingatkan masyarakat untuk disiplin menjalani pengobatan dan melakukan skrining secara berkala di fasilitas layanan kesehatan.

“Obatnya tersedia di Puskesmas, alat skrining tersedia. Oleh karena itu isu utamanya adalah aktif melakukan skrining secara reguler yang terintegrasi dengan pemeriksaan kesehatan gratis, dan skrining di instansi tempat kerja, pesantren, sekolah, lapas dan lain-lain,” lanjutnya.

Menko PMK turut menekankan pentingnya menghapus stigma terhadap penyintas TBC agar mereka tetap bisa bersekolah, bekerja, dan berinteraksi tanpa diskriminasi.

“Jangan juga ada stigma, dikucilkan, kalau sekolah dijauhi teman-temannya, atau kalau bekerja terkena PHK. Kita memberikan perlindungan kepada penderita,” katanya.

Sebagai bentuk penguatan kelembagaan, ia juga mendorong seluruh kepala daerah untuk gencar mengaktifkan kembali Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, serta menggerakkan Desa dan Kelurahan Siaga TBC sebagai bagian dari strategi nasional eliminasi TBC.

“Saya mengharapkan dukungan dari seluruh kepala daerah. Aktifkan TP2TB di semua provinsi, kabupaten, dan kota. Dan juga pemerintah sudah menggerakkan desa atau kelurahan Siaga TB,” pungkasnya.