Ditulis oleh: Hanifah Nursya’ban ; Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University
Dalam era digital, media sosial telah menjadi salah satu alat komunikasi paling berpengaruh di seluruh dunia. Dengan hadirnya platform media sosial.
Menurut C. Widyo Hermawan, adanya penggunaan internet melalui media sosial, telah menghadirkan sebuah web forum yang dapat membentuk suatu komunitas online.
Layaknya forum diskusi, sebuah web forum dapat juga menampung ide, pendapat, dan segala informasi dari para anggotanya sehingga dapat saling berkomunikasi atau bertukar antara satu sama lainnya.
Sebuah forum online biasanya hanya memiliki suatu pokok bahasan tertentu, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat meluas hingga ke berbagai bidang.
Pada tahun 2009, media sosial di Indonesia berkembang pesat menjadi alat yang sangat penting untuk mendapatkan informasi. Hal ini didukung oleh tingginya jumlah pengguna media sosial di Indonesia, dengan tercatat lebih dari 15,3 juta akun Facebook, 6,2 juta akun Twitter, dan lebih dari 50 juta akun Instagram.
Perkembangan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna media sosial terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, di balik fenomena ini, muncul tantangan baru yang membuat menurunnya etika dalam komunikasi digital.
Dalam berinteraksi di media sosial, tentunya etika komunikasi berperan penting. Etika ini menjadi landasan untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antar individu.
Dengan demikian, tercipta lingkungan komunikasi di media sosial yang menyenangkan, aman, dan nyaman bagi semua pihak.
Pada akhirnya, etika komunikasi akan mendorong tindakan yang selaras dengan nilai-nilai sosial dan tidak bertentangan dengan hak asasi manusia.
Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik.
Ada beberapa etika yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari : (1) Menjaga ucapan, (2) Menjaga sopan santun, (3) Efektif dan Efesien, Sari (2020).
Etika berkomunikasi adalah prinsip dan nilai yang mengatur perilaku seseorang saat berinteraksi di platform media sosial. Prinsip-prinsip ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan bahasa yang baik dan sopan, hingga menghormati privasi orang lain dan menghindari penyebaran informasi yang salah.
Menurut Shannon & Weaver dalam teori komunikasi mereka, proses komunikasi yang efektif melibatkan penyampaian pesan yang jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas.
Hal ini relevan dengan etika bermedia sosial, di mana informasi yang disampaikan harus akurat dan tidak menyesatkan.
Selanjutnya, prinsip etika berkomunikasi di media sosial menurut Dominick (2012) dalam bukunya “The Dynamics of Mass Communication” menjelaskan bahwa media sosial memiliki karakteristik unik, yaitu interaktivitas dan diseminasi informasi yang cepat.
Oleh karena itu, etika komunikasi di media sosial harus menekankan pada verifikasi informasi sebelum dibagikan, serta menghindari penyebaran hoaks atau ujaran kebencian.
Sedangkan, menurut Lievrouw & Livingstone (2006) menyoroti pentingnya privasi dalam era digital. Etika bermedia sosial harus mencakup perlindungan data pribadi dan tidak menyebarkan informasi yang bersifat sensitif tanpa persetujuan.
Selain menerapkan prinsip-prinsip etika berkomunikasi di media sosial, tentunya ada tantangan yang harus dihadapi dalam etika berkomunikasi di media sosial. Salah satu tantangan utama adalah penyebaran informasi yang salah atau hoaks.
Kemudahan dalam berbagi informasi di media sosial, tanpa verifikasi yang memadai, dapat menyebabkan penyebaran berita palsu yang merugikan.
Ujaran kebencian dan perundungan siber juga menjadi masalah serius. Anonimitas dan kurangnya interaksi tatap muka seringkali membuat orang lebih berani untuk mengeluarkan kata-kata kasar atau merendahkan orang lain.
Tantangan lainnya adalah pelanggaran privasi. Batasan antara ranah pribadi dan publik semakin kabur di era media sosial. Informasi pribadi yang seharusnya tidak dibagikan dapat dengan mudah tersebar dan disalahgunakan.
Selain itu, kurangnya kesadaran akan dampak komunikasi juga menjadi tantangan. Banyak orang tidak menyadari bahwa setiap postingan atau komentar yang mereka buat dapat dilihat oleh banyak orang dan memiliki konsekuensi yang luas.
Algoritma media sosial juga dapat menjadi tantangan tersendiri. Algoritma yang dirancang untuk menampilkan konten yang relevan dengan minat pengguna dapat menciptakan filter bubble atau echo chamber, di mana orang hanya terpapar pada informasi yang sesuai dengan pandangan mereka sendiri.
Hal ini dapat menghambat dialog yang konstruktif dan memperburuk polarisasi di masyarakat.
Dengan demikian, etika berkomunikasi yang baik di media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk lingkungan digital yang lebih positif, aman, dan penuh rasa saling menghargai.
Ditengah pesatnya perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin cepat, setiap individu bertanggung jawab untuk menjaga cara berkomunikasi agar tetap santun, beretika, dan tidak merugikan orang lain.
Dampak dari penerapan etika komunikasi yang baik di media sosial sangatlah luas, mulai dari terciptanya ruang diskusi yang sehat hingga terbentuknya komunitas yang lebih harmonis dan inklusif.
Ketika kita mampu berkomunikasi dengan baik, setiap orang akan merasa lebih nyaman dalam menyampaikan pendapat tanpa takut mendapatkan perlakuan negatif atau diskriminatif.
Selain itu, penyebaran informasi yang lebih akurat dan bertanggung jawab juga akan semakin meningkat, sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari hoaks, ujaran kebencian, serta misinformasi yang dapat memecah belah masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk selalu berpikir sebelum berkomentar, menghargai setiap perbedaan pendapat, serta mengutamakan nilai-nilai positif dalam berinteraksi di dunia digital.
Menggunakan kata-kata yang baik dan tidak menyakiti perasaan orang lain bukan hanya mencerminkan kedewasaan dalam berkomunikasi, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan menyenangkan bagi semua.
Jadikanlah, media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan hal-hal yang bermanfaat, menginspirasi, serta membangun hubungan yang lebih baik antar sesama.
Dengan kesadaran dan tanggung jawab bersama, kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih bermakna, penuh empati, serta memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial kita. Mari bijak dalam berkomunikasi di media sosial.
