Framework Agreement ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan dan CEO Scytalys, George Menexis, disaksikan oleh Kepala BAKAMLA RI, Laksdya TNI Irvansyah dan Duta Besar RI-Yunani, Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan, di kantor KBRI Athena, Yunani. (foto ist)
Yunani (21/11) – PTDI menandatangani Framework Agreement (FA) dengan Scytalys–Perusahaan pengembangan software dan integrasi sistem terkemuka yang berbasis di Yunani.
Untuk bersama-sama berkolaborasi dalam menghadirkan platform pengawasan maritim yang dirancang sesuai kebutuhan operasi BAKAMLA RI. Mulai dari pemantauan perairan strategis hingga mendukung penguatan sistem keamanan laut Indonesia.
Hal itu sebagai bentuk komitmen dan langkah konkrit PTDI dalam memenuhi kebutuhan Badan Keamanan Laut (BAKAMLA) RI untuk pengadaan pesawat N219 Maritime Surveillance Aircraft (MSA).
FA tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan dan CEO Scytalys, George Menexis, disaksikan oleh Kepala BAKAMLA RI, Laksdya TNI Irvansyah dan Duta Besar RI-Yunani, Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan, di kantor KBRI Athena, Yunani.
Kolaborasi PTDI-Scytalys Untuk Siapkan Kapabilitas N219 MSA Sesuai Kebutuhan Operasi BAKAMLA RI.
FA ini menjadi fondasi penting bagi PTDI untuk memastikan bahwa pesawat N219 MSA yang akan dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan operasional BAKAMLA RI.
Dalam program N219 MSA untuk BAKAMLA RI ini, PTDI berlaku sebagai prime contractor yang mengelola seluruh proses konfigurasi teknis pesawat, memastikan bahwa rancangan akhir pesawat N219 MSA tersebut selaras dengan tuntutan misi pengawasan laut yang dijalankan oleh BAKAMLA RI.
Sementara itu, Scytalys akan menyediakan dan mengintegrasikan MIMS Airborne Mission System yang menjadi inti dari kemampuan surveillance pesawat ini.
Ruang lingkup kerja sama yang disepakati dalam FA mencakup promosi dan penjajakan bersama atas pesawat N219 yang telah dimodifikasi dengan sistem misi Scytalys.
Penyusunan proposal teknis dan komersial secara komprehensif untuk BAKAMLA RI, serta pengembangan materi pemasaran terpadu untuk mendukung proses keberlangsungan program.
Seluruh pembagian peran dan tanggung jawab yang lebih teknis juga telah dituangkan dalam bentuk responsibility matrix, sehingga arah kolaborasi antara kedua pihak berjalan terstruktur, terarah, dan sesuai standar industri pertahanan.
“Selanjutnya PTDI dan Scytalys akan segera mengadakan FGD bersama BAKAMLA RI, yang akan menjadi forum penting untuk menyingkronkan seluruh kebutuhan teknis, skenario operasi, dan prioritas misi agar desain final pesawat mampu sepenuhnya menjawab tantangan operasional di lapangan,” jelas Gita Amperiawan.
Kebutuhan BAKAMLA RI dan Tahap Lanjutan Program N219 MSA
Untuk mendukung peningkatan kapabilitas keamanan laut nasional, BAKAMLA RI telah mengajukan kebutuhan resmi kepada Kementerian PPN RI/Bappenas untuk rencana pengadaan 4 (empat) unit pesawat N219 MSA berikut seluruh perangkat pendukungnya.
Yang mencakup MSA kit, pelatihan personel, penyediaan suku cadang, Ground Support Equipment (GSE), serta paket Fleet Readiness selama 5 (lima) tahun yang meliputi pemeliharaan dan asistensi teknis.
”Karena ada produk dalam negeri, kita maksimalkan penggunaan produk dalam negeri, yang dalam hal ini PTDI bisa memenuhi kebutuhannya,” kata Laksdya TNI Irvansyah.
Pesawat N219 MSA yang dikembangkan PTDI akan dilengkapi dengan rangkaian kemampuan pengawasan modern. Mulai dari tactical datalink dan mission console yang memastikan pengolahan data secara real-time. Hingga radar dengan jangkauan 160 Nautical Miles (NM) dan sistem EO/IR yang mampu mendeteksi objek pada jarak hingga 20 Km.
Pesawat ini juga akan membawa Automatic Identification System (AIS), serta hand-held camera untuk memperkuat kemampuan identifikasi dan dokumentasi visual dalam operasi pengawasan.
Dengan radius operasi mencapai 200 NM dan endurance lebih dari lima jam, N219 MSA diyakini mampu memberikan fleksibilitas tinggi untuk misi patroli maritim jarak menengah dan pemantauan wilayah perairan.
Adapun program pengembangan ini ditargetkan memasuki tahap penugasan dan penandatanganan kontrak pada akhir tahun 2026.
“Setelah nantinya PTDI mendapat penugasan untuk memenuhi kebutuhan pesawat MSA bagi BAKAMLA RI, maka ini akan menjadi footprints baru juga untuk PTDI, karena ini merupakan pesawat N219 dengan konfigurasi MSA pertama yang akan kami design,” jelas Gita Amperiawan. (rls)
