Diskusi pleno utama bertajuk “Future with AI” diikuti oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembicara dan dimoderatori oleh CEO dan Ketua Dewan Eksekutif Sberbank, Herman Gref. Presiden Rusia Vladimir Putin menyoroti peran strategis AI dan perlunya infrastruktur, regulasi etis, serta kerja sama internasional dan menyambut anggota baru AI Alliance. (foto ist)
Moskow – Konferensi AI Journey 2025 kembali mempertemukan para pemimpin teknologi, peneliti, dan pelaku industri dari berbagai negara untuk membahas perkembangan terbaru kecerdasan buatan (AI) serta dampaknya bagi masyarakat global.
Diskusi pleno utama bertajuk “Future with AI” diikuti oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembicara dan dimoderatori oleh CEO dan Ketua Dewan Eksekutif Sberbank, Herman Gref.
Dalam diskusi pleno tersebut Presiden Putin menekankan bahwa AI telah membuat inovasi besar dalam beberapa tahun terakhir dengan kemampuan mengambil keputusan secara otonom.
Teknologi ini kini menjadi elemen strategis, dan negara-negara terkemuka berlomba untuk memiliki model-model AI fundamental.
Pengembangan AI disebut sebagai salah satu upaya teknologi terbesar dalam sejarah, sebuah perkembangan yang relevan pula bagi banyak negara, termasuk Indonesia, yang tengah mempercepat pemanfaatan AI di berbagai sektor.
Ia juga menambahkan bahwa infrastruktur untuk pengembangan model AI, termasuk pusat pemrosesan data dan komponen elektronik, harus diperkuat. Penerapannya diberbagai sektor perlu didukung oleh regulasi dan standar etika yang memadai.
Hal ini menjadi faktor penting untuk memastikan kedaulatan, nilai, dan teknologi suatu negara.
Presiden Putin juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional melalui kerja sama bilateral maupun kemitraan organisasi antarpemerintah, untuk mendorong kolaborasi lintas-batas dalam pengembangan AI.
Lebih lanjut Presiden Putin turut mengapresiasi Sberbank dan AI Alliance atas upayanya dalam mendorong nilai-nilai kemajuan dan menyatukan pemerintah, dunia usaha, dan akademisi dalam pengembangan teknologi.
Sementara itu, CEO Sber Herman Gref menyampaikan bahwa AI sudah memengaruhi dan akan semakin membentuk seluruh aspek kehidupan, baik kesehatan, sains, pendidikan, ekonomi, dan industri.
Gref turut menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar saat ini adalah membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan cepat yang dihadirkan teknologi tersebut.
Diskusi pleno tersebut juga menghadirkan para ahli dari Rusia dan berbagai negara untuk membahas beragam transformasi spesifik yang didorong oleh perkembangan AI.
Evgeny Burnaev, profesor fisika dan matematika, serta Kepala AI Center Skoltech, menyampaikan bahwa AI akan mendorong industri berpindah dari sekadar otomatisasi menuju proses yang otonom.
Kedepannya, sistem AI yang saling berinteraksi akan mengelola proses di sektor manufaktur, logistik, energi, hingga layanan publik. Dengan begitu profesi baru seperti spesialis perancang program yang mana dapat memastikan sistem yang aman, terverifikasi, dan terpercaya.
Dr. Ajith Abraham, Rektor Sai University, Chennai, India, membahas hasil studi yang dilakukan di bawah naungan International AI Alliance, yang didirikan pada AI Journey 2024.
Hasil studi menunjukkan bahwa AI generatif mempercepat riset ilmiah dan penemuan secara signifikan. Sebelumnya pemahaman industri memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun, namun kini dapat dilakukan dalam beberapa hari atau minggu berkat AI.
Chen Qiufan, penulis fiksi ilmiah “AI-2041: Ten Visions for Our Future” dan Presiden Kehormatan Asosiasi Penulis Fiksi Ilmiah Tiongkok, memaparkan visi masa depan di mana setiap orang memiliki dokter AI di ponsel untuk deteksi dini penyakit serta multiagen AI yang berperan sebagai tutor, manajer keuangan, instruktur yoga, dan psikolog, yang menurutnya akan mengubah kehidupan manusia secara fundamental.
Di kesempatan yang sama Herman Gref menyampaikan bahwa Rusia termasuk di antara tujuh negara di dunia yang memiliki rangkaian lengkap teknologi AI paling maju.
Perhatian pribadi dari Presiden Rusia dan pemerintah membantu menjaga momentum pengembangan teknologi, sekaligus meningkatkan minat di kalangan mahasiswa, peneliti, pengusaha. Hal ini menjadi pembelajaran bagi Indonesia dalam memajukan tata kelola dan penerapan teknologi AI.
“Kita sedang memasuki era baru dalam eksistensi manusia dengan sangat cepat. Revolusi Industri berlangsung selama 200 tahun, sementara revolusi ini akan berlangsung 10 kali lebih cepat. Tanggung jawab kita adalah membantu masyarakat bertransisi dengan mulus tanpa guncangan dan tekanan,” ujar CEO dan Ketua Dewan Eksekutif Sberbank, Herman Gref.
“Kami akan melakukan segala hal untuk memastikan perkembangan teknologi dan daya saing negara kita. Saya berterima kasih kepada semua anggota International AI Alliance atas kesediaannya bekerja sama dalam mengembangkan teknologi kunci abad ini,” imbuh Herman Gref.
Tahun ini AI Journey turut menandai pertumbuhan International AI Alliance. Sebelumnya aliasi ini beranggotakan 17 asosiasi dan institusi nasional dari 14 negara, kini 11 asosiasi dan institusi pengembangan AI dari Brasil, Chile, Kongo, Mesir, India, Kenya, Oman, Afrika Selatan, Tanzania, Turki, dan Vietnam bergabung.
Penambahan anggota menegaskan meningkatnya kesadaran global bahwa kolaborasi lintas negara diperlukan untuk memastikan perkembangan AI yang aman, etis, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
