Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal PEN Kemendag Arief Wibisono bersama Acting Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Toary Worang dan Inspektur II Kemendag Digdiyono Basuki. (foto ist)

 

Düsseldorf – Kementerian Perdagangan terus mengukuhkan komitmennya dalam mendorong penguatan ekspor alat kesehatan (alkes) nasional. 

Sebagai langkah strategis, Indonesia kembali berpartisipasi pada pameran alat kesehatan terbesar dunia, Medica 2025, yang digelar pada 17—20 November 2025 di Düsseldorf Messe, Düsseldorf, Jerman. 

Partisipasi ini merupakan upaya nyata Kemendag dalam memperluas akses pasar, membuka peluang kerja sama jangka panjang, dan memperbesar potensi bisnis dengan mitra global.

“Keikutsertaan Indonesia dalam Medica 2025 diharapkan dapat memperkuat penetrasi produk alat kesehatan kita di pasar global. Membuka peluang kerja sama jangka panjang, serta berkontribusi pada peningkatan kapasitas dan kompetensi industri alat kesehatan nasional,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi secara terpisah, menanggapi dimulainya Pameran Medica 2025, Selasa, (18/11/2025).

“Upaya ini akan mendorong produk kesehatan Indonesia untuk semakin berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan pasar global,” imbuhnya.

Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal PEN Kemendag Arief Wibisono bersama Acting Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Toary Worang dan Inspektur II Kemendag Digdiyono Basuki.

 

Sebanyak delapan pelaku usaha alat kesehatan Indonesia berkesempatan menampilkan portofolio produk unggulan mereka di Paviliun Indonesia dalam Medica 2025. 

Kedelapan pelaku usaha alat kesehatan tersebut, yaitu Graha Tekno Medika dengan produk kelengkapan rumah sakit seperti alat diagnostik dan bedah; Haloni Jane dengan produk sarung tangan medis; Jayamas Medica Industri dengan produk masker medis, antiseptik, dan alat suntik (syringe); Oneject Indonesia dengan produk peralatan radiologi, alat suntik, perlengkapan cuci darah, dan perlengkapan urologi. 

Selanjutnya, Rejeki Putra Putri Eliman dengan produk popok dewasa sekali pakai dan masker; Sugih Instrumendo Abadi dengan produk alat medis bersertifikasi ISO; Sterin Laboratories dengan produk kebersihan dan higienitas; serta Elvinco Med Tech dengan produk perangkat uji cepat untuk malaria, hepatitis, dan deteksi penyalahgunaan obat.

Puntodewi mengungkapkan, Paviliun Indonesia telah menarik perhatian banyak pengunjung mancanegara bahkan sebelum pameran dimulai. 

Antusiasme tersebut terlihat dari banyaknya permintaan pertemuan bisnis yang telah dijadwalkan melalui aplikasi penjajakan bisnis Fair Match. 

Paviliun Indonesia berhasil menarik minat pengunjung dari berbagai negara, antara lain, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris, Prancis, dan Singapura. 

“Minat utama mereka meliputi peluang kerja sama strategis dalam pengembangan kompetensi sumber daya manusia, peningkatan teknologi alat kesehatan, serta eksplorasi berbagai produk yang ditampilkan para peserta Indonesia,” kata Puntodewi.

Direktur Utama Graha Tekno Medika, Masrizal Achmad Syarief yang hadir sebagai peserta dalam pameran tersebut menyampaikan bahwa pameran ini menawarkan berbagai peluang bagi perusahaan, baik melalui transaksi bisnis maupun potensi kerja sama.

“Terjadinya transaksi bisnis adalah salah satu tujuan kami berpartisipasi dalam pameran ini. Selain itu, kerja sama strategis dengan perusahaan alat kesehatan berkelas dunia menjadi salah satu alasan kami berpartisipasi di pameran Medica,” ujar Masrizal. 

Medica setiap tahunnya dihadiri lebih dari 80.000 pengunjung dan ribuan pelaku industri medis dari berbagai negara. Indonesia rutin berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini sejak 2022.

Industri Global Tumbuh, Ekspor Indonesia Meningkat

Puntodewi memaparkan, industri alat kesehatan global diproyeksikan terus tumbuh dan berkembang hingga mencapai USD 717,38 miliar pada 2029 mendatang. 

Sejalan dengan itu, pasar alat kesehatan Jerman diprediksi meningkat dari USD 33,6 miliar pada 2024 menjadi USD 40,08 miliar pada 2029. 

Sementara itu, Indonesia mencatatkan kinerja ekspor yang membanggakan untuk peralatan kesehatan. Berdasarkan data Statistik, ekspor peralatan kesehatan Indonesia ke dunia mencapai USD 3,34 miliar pada 2023 dan meningkat hingga 200 persen selama periode 2020—2023.

“Capaian ekspor tersebut menunjukkan potensi besar industri alat kesehatan Indonesia. Keikutsertaan Indonesia di Medica 2025 akan semakin memperbesar peluang bisnis bagi pelaku industri nasional untuk bertemu langsung dengan calon mitra internasional dan mengakses pasar-pasar baru yang sebelumnya sulit dijangkau,” pungkasnya.