foto ist 

JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri menawarkan tiga pendekatan untuk pemanfaatan penuh Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). 

Hal ini bertujuan memperdalam kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia dan Uni Eropa (UE) dalam menghadapi proteksionisme global.

Hal ini diutarakan Wamendag Roro dalam The 9th KAS-CSIS Germany-Indonesia Strategic Dialogue di Pakarti Centre Building, Jakarta pada Selasa (4/11/2025). 

Dialog digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS) berkolaborasi dengan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) Jerman dan mengusung tema Trade and Competitiveness in A Changing Global Landscape: Building A Stronger Economic Partnership Between Europe And Indonesia.

“Kerja sama sektoral, pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), dan kemitraan beragam pemangku kepentingan merupakan tiga pendekatan untuk pemanfaatan Indonesia-EU CEPA. Ketiganya dapat berfungsi sebagai landasan yang kuat bagi Indonesia dan UE untuk bergerak maju dan memberikan hasil yang nyata,” jelas Wamendag Roro.

Lebih lanjut tentang pendekatan menyelaraskan dan memperkuat kerja sama di sektor prioritas, Wamendag Roro meyakini, Indonesia dan UE beserta negara anggotanya perlu fokus pada sektor-sektor strategis yang saling menguntungkan, seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, ekonomi digital, dan manufaktur hijau. 

Kedua belah pihak perlu mempertimbangkan untuk bekerja menuju standar bersama dan penyelarasan regulasi.

“Bisnis dapat beroperasi dengan mudah satu sama lain dengan berfokus pada sektor-sektor yang menguntungkan. Saya meyakini, kerja sama yang baik dalam menciptakan jejaring regulasi yang saling mendukung satu sama lain akan meningkatkan daya saing secara kolektif dan berdampak positif terhadap pertumbuhan aktivitas ekonomi di kedua belah pihak,” jelas Wamendag Roro.

Wamendag Roro juga menyampaikan sejumlah upaya pendekatan kedua terkait pentingnya urgensi memberdayakan UKM melalui peningkatan kapasitas dan akses pasar. 

Upaya memaksimalkan pemanfaatan CEPA untuk UKM yaitu dengan menyediakan bantuan teknis yang tepat, fasilitasi perdagangan digital, dan mekanisme inklusi keuangan. 

“Pendekatan tersebut dapat membantu UKM meningkatkan operasi dan partisipasi dalam rantai nilai global. Selain bermanfaat bagi perusahaan besar, inklusi UKM akan menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi kesejahteraan umum,” papar Wamendag Roro.

Wamendag Roro juga menjelaskan pendekatan ketiga terkait kemitraan pemerintah dan sektor swasta. 

Menurutnya, kolaborasi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi harus dilakukan secara kolektif.

“Kolaborasi pemerintah-swasta dalam kerangka promosi perdagangan dan investasi dapat berupa mendorong berbagai inisiatif ekonomi berkelanjutan, memberi insentif pada investasi hijau dalam setiap aspek industri, menjadikan inisiatif ekonomi sirkular sebagai kebiasaan. Upaya-upaya tersebut tidak hanya mendorong daya saing, tetapi juga menyelaraskan komitmen bersama Indonesia-UE,” urai Wamendag Roro.

Indonesia-EU CEPA merupakan pencapaian penting yang bukan hanya kesepakatan perdagangan, tetapi juga merupakan kemitraan strategis yang didasarkan pada nilai-nilai bersama, seperti kerja sama, keberlanjutan, dan pertumbuhan inklusif.

Yang terpenting, Indonesia-EU CEPA telah menetapkan pedoman yang dibutuhkan untuk membangun kepastian berusaha bagi kedua belah pihak dan memastikan tidak akan ada perdagangan tidak adil yang disebabkan meningkatnya proteksionisme. 

Bagi Wamendag Roro, Indonesia dan UE masih memiliki potensi yang dapat dimaksimalkan. 

Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan Indonesia-UE mencapai USD 30,4 miliar pada 2024 dengan tingkat tren kenaikan 6,2 persen. 

Selain perdagangan, UE tercatat sebagai sumber investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) terbesar ke-6 bagi Indonesia dengan total investasi USD 3,5 miliar.