foto ist

 

BALI – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha komoditas kakao untuk meningkatkan hilirisasi produknya agar makin bernilai tambah. 

Hal tersebut ditekankan Wamendag Roro setelah meninjau pabrik Cau Chocolates di Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (22/11/2025).

Wamendag Roro meyakini bahwa hilirisasi bisa menjadi jalan meningkatkan minat pasar global terhadap produk kakao Indonesia.

Selain merupakan amanat Presiden Prabowo, upaya hilirisasi produk kakao juga dapat mempertahankan nilai jual yang ideal bagi produk kakao Indonesia, yang akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan petani kakao.

“Indonesia sudah mengekspor kakao dalam bentuk yang berbeda-beda, ada yang diekspor dalam bentuk biji dan ada yang sudah melalui proses hilirisasi. Yang kita lihat di sini, kakao telah mengalami pemrosesan menjadi cokelat yang kemudian dikemas dengan bagus sehingga berdaya saing,” ujarnya.

“Perlu digarisbawahi bahwa sebetulnya hiliriasi tidak harus di industri skala besar, tapi juga bisa di lingkup usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Inilah yang pemerintah akan dorong dan fasilitasi,” imbuh Wamendag Roro.

Menurut Wamendag Roro, Cau Chocolates bisa menjadi tolok ukur bagi pelaku usaha untuk berbisnis di sektor kakao yang melakukan hilirisasi dan berani mengedepankan inovasi.

Wamendag Roro mengapresiasi kualitas produk Cau Chocolates yang organik, ramah lingkungan, dan mengusung nilai keberlanjutan.

“Kami melihat pertumbuhan ekspor cokelat sedang naik dan sebenarnya pasarnya di dunia ini cukup luas, seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Untuk itu, kunjungan kami ke sini bukan saja hanya melihat fasilitas dan pemberdayaan petaninya. Lebih jauh, kami juga melihat bagaimana Kementerian Perdagangan dapat mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspornya dan memanfaatkan sejumlah perjanjian dagang yang sudah kita punya,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS, ekspor kakao, kakao olahan, dan makanan olahan berbahan dasar kakao Indonesia mencatatkan tren positif 16,20 persen pada 2021-2024. 

Adapun pada Januari-September 2025, ekspornya tercatat sebesar USD 2,8 miliar atau melonjak 68,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang senilai USD 1,6 miliar

Sementara itu, CEO Cau Chocolate, Kadek Surya, mengungkapkan, selain fokus menghasilkan produk cokelat organik berkualitas, Cau Chocolate juga memiliki visi menerapkan perdagangan adil (fair trade). 

Selain itu, Cau Chocolate turut memajukan kesejahteraan petani dengan cara berkontribusi pada pengendalian harga cokelat Indonesia agar stabil di posisi ideal, adil bagi petani dan produsen. 

Menurut Surya, banyak petani yang sudah meninggalkan pertanian karena tidak mendapatkan harga yang selayaknya.

Untuk menggerakkan petani, Cau Chocolates berstrategi dengan berani membeli biji cokelat dengan harga yang lebih mahal. Meskipun harus menekan margin keuntungan. 

Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu petani harus terdaftar sebagai salah satu anggota dari 12 gapoktan yang dibuat Cau Chocolates dan memiliki kebun organik yang memenuhi aspek ketertelusuran (traceability). 

“Dengan cara ini, kami bisa berkontribusi pada kesejahteraan petani, memastikan kualitas produk. Sekaligus mempersiapkan produk kami memiliki pasar tujuan ekspor, khususnya ke Eropa. Kami berupaya menghadirkan produk yang berbeda dengan konsep organik dan ramah lingkungan sebagai nilai jual,” ujarnya.