Direktur Utama BULOG, Letjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani S.Sos., S.H., M.Han. (foto ist)

 

JAKARTA – Perum BULOG mengambil langkah strategis untuk melindungi dan memberdayakan lebih dari 160.000 penggilingan padi (rice milling) skala kecil di Indonesia.

Program kolaboratif ini dijalankan dengan membangun 100 gudang baru hingga tahun 2026, termasuk di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), sebagai pusat ekosistem pascapanen yang terintegrasi. 

Inisiatif ini didorong oleh temuan riset disertasi Direktur Utama BULOG, Letjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani S.Sos., S.H., M.Han., yang mengungkap potensi kerugian triliunan rupiah akibat fragmentasi sistem pascapanen.

“Penggilingan padi kecil adalah jantung ketahanan pangan kita. Mereka yang menopang ketahanan pangan di level akar rumput tidak boleh tergilas oleh persaingan yang tidak sehat dan keterbatasan akses,” tegas Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam kesempatan sebagai penguji disertasi Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia yang dipimpin oleh Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.Si., M.T.

 

Dalam kesempatan itu, Andi Amran menegaskan pula komitmen pemerintah untuk melindungi pelaku usaha kecil melalui kebijakan yang berpihak.

Sidang disertasi tertutup berjudul “Transformasi Tata Kelola Kolaboratif Pascapanen Padi Berkelanjutan di Indonesia” yang telah dipertahankan Ahmad Rizal tanggal 19 November 2025 ini telah menjadi landasan kebijakan nyata.

Sebelum disertasi ini selesai, temuan krusialnya telah mendorong diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri dan Kepala Lembaga pada 11 November 2025 tentang Penugasan Percepatan Infrastruktur Pascapanen. Pemerintah juga telah menyiapkan Draft Peraturan Presiden (Perpres) untuk memperkuat payung hukum program ini.

“Kami tidak hanya membangun gudang, tetapi menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Gudang-gudang baru BULOG di sentra produksi akan dilengkapi dengan Rice Milling Unit (RMU) dan pengering (dryer) modern. Melalui skema pay-per-use, penggilingan kecil dan petani dapat mengakses teknologi ini tanpa terbebani biaya modal yang besar,” jelas Ahmad Rizal.

Program ini dirancang dengan pendekatan triadic collaboration yang melibatkan BULOG, penggilingan/petani, dan investor swasta. BULOG bertindak sebagai penjamin pasar melalui offtake agreement, sementara pihak swasta menyediakan investasi teknologi. Pendekatan ini memastikan keberlanjutan usaha dan stabilitas pasokan.

Pembangunan 100 gudang dengan investasi senilai Rp5 triliun ini diprioritaskan di daerah yang belum memiliki fasilitas memadai dan wilayah 3T seperti Nias Selatan dan Morotai. 

Ditargetkan rampung dalam satu tahun, gudang-gudang ini diharapkan sudah beroperasi sebelum musim panen raya 2026, memperkuat rantai pasok padi nasional dari hulu ke hilir.

Ahmad Rizal mengusulkan terobosan melalui pendekatan Soft Systems Methodology-based Multimethod dengan pengayaan Geographic Information System, Clustering Analysis, dan Multi-Criteria Decision Analysis. 

Disertasi ini telah lolos uji Kode Etik dan sedang dalam proses review untuk publikasi di jurnal Scopus Q1 Public Performance & Management Review, Scopus Q2 Journal of Environmental Science and Sustainable Development, serta telah submit di International Journal of Agricultural Technology (Scopus Q4) dan akan terbit pada Jurnal Pangan Vol. 34 Edisi Sept–Des 2025 (SINTA 2).

Disertasi ini telah berhasil dipertahankan pada Ujian Tertutup Doktoral di hadapan dewan penguji Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P.; Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Desrial, M.Eng.; dengan Promotor Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto dan ko-promotor Dr. Evi Frimawaty, S.Pt., M.Si., dan Dr. Rachma Fitriati, M.Si., M.Si. (Han). Sidang tertutup disertasi ini dipimpin oleh Dr. Fatmah, S.K.M., M.Sc., dengan penguji internal Prof. Dr. Ir. Dwi Nowo Martono, M.Si., dan Prof. Dr. der. Soz. Gumilar Rusliwa Somantri.