Menko PMK: Kebijakan dan Intervensi Harus Presisi. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Ilmiah Tahunan XI dan Musyawarah Kerja Nasional XXI Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) yang diselenggarakan di Universitas Diponegoro, Semarang, Jumat (31/10/2025). foto ist

 

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat penanganan isu kesehatan masyarakat melalui pendekatan One Health. Yaitu sinergi antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan alam.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Ilmiah Tahunan XI dan Musyawarah Kerja Nasional XXI Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) yang diselenggarakan di Universitas Diponegoro, Semarang, pada Jumat (31/10/2025).

Dalam paparannya, Menko PMK menyoroti tiga isu utama yang masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan manusia, yakni stunting, tuberkulosis (TB), dan penyakit zoonosis. Ia menegaskan bahwa persoalan-persoalan tersebut tidak bisa ditangani secara sektoral, melainkan membutuhkan kerja sama lintas bidang dan berbasis data yang akurat.

“Hampir 1 dari 5 anak Indonesia adalah stunting, ini masalah kita bersama. Kedua, juga TB, kita kontributor kedua terbesar di dunia setelah India, dan ini perlu dilakukan penanganan yang sangat cepat,” ujar Pratikno.

Selain dua persoalan tersebut, Menko PMK juga menyoroti ancaman penyakit zoonosis yang berasal dari hewan dan berpotensi menular ke manusia. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan semua pihak terhadap penyakit yang ditularkan hewan, sehingga pencegahannya harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.

“Kita masih menghadapi penyakit-penyakit zoonosis yang disebabkan akibat hewan, terutama di Indonesia adalah rabies. Selain itu kita juga potensi penyakit-penyakit seperti flu, malaria, demam berdarah yang juga dipicu oleh hewan,” jelasnya.

Menko PMK menekankan bahwa seluruh upaya kesehatan masyarakat perlu berpijak pada pendekatan One Health yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan alam secara menyeluruh.

“Oleh karena itu pentingnya kesehatan manusia ditangani dengan menangani kesehatan hewan dan juga kesehatan alam yang disebut dengan One Health,” ujarnya.

Ia menilai bahwa pendekatan ini menegaskan peran sentral para ahli kesehatan masyarakat yang memiliki pandangan luas, tidak semata-mata klinis atau medis, tetapi juga mencakup aspek sosial, perilaku manusia, gaya hidup, hingga aspek lingkungan.

“Inilah peran sentral dari para ahli kesehatan masyarakat, yang pendekatannya tidak hanya klinis-medis, tetapi juga sosial, gaya hidup, dan seterusnya, termasuk kesehatan hewan dan kesehatan alam,” tutur Menko PMK.

Menko PMK kemudian mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat koordinasi dan menghapus ego sektoral dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan nasional.

“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk tidak bersikap ‘silo’, jangan ego sektoral. Perlu integrasi data, dan koordinasi yang harus semakin intensif. Kebijakannya lebih presisi, intervensinya lebih presisi,” tegas Pratikno.

Turut hadir dalam agenda tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Putih Sari, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Zamhir Setiawan, Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan dan Hubungan Masyarakat Kemenko PM Dyah Tri Kumolosari, serta para ahli dan pakar kesehatan masyarakat dari berbagai lembaga.