Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menerima penghargaan Proper Emas 2024 oleh Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq. Sido Muncul mendapatkan Proper Emas kelima kali berturut-turut karena komitmen dan konsistensinya.

 

JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kembali menganugerahi penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Emas 2024 kepada PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. 

Penghargaan Proper Emas kepada Sido Muncul tercatat yang kelima kalinya secara berturut-turut setelah sebelumnya diterima pada tahun 2020 hingga 2023.

Sedangkan Direktur Sido Muncul Direktur Sido Muncul DR (HC) Irwan Hidayat juga menerima penghargaan “Green Leadership Utama” 2024 dari KLH untuk yang ketiga kalinya. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada CEO atau pemimpin tertinggi yang perusahaannya meraih proper emas serta penerapan Extraordinary Turnarounds.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq kepada Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Senin (24/2/2028).

Dalam Anugerah Lingkungan Proper Emas 2024 ini, Sido Muncul mengajukan program unggulan Community Development yang diberi nama UBET alias Usaha Bersama Eling Tonggo di Desa Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 

Menurut Irwan Hidayat, Program UBET ini bertujuan untuk menciptakan sustainable livelihood yang tidak hanya bergantung kepada sektor industri. Namun juga mendukung kesejahteraan dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Salah satu inovasi yang dilakukan yaitu dengan penerapan sistem Regenerative Agriculture yang menyasar pada kelompok Tani Alpukat, dengan berfokus pada pengelolaan tanah dan pertanian secara ramah lingkungan.

Selain itu upaya peningkatan UMKM juga dilakukan melalui Kelompok Usaha Wanita “Mbok Jajan” yang memberikan wadah bagi ibu-ibu produktif untuk mengembangkan kegiatan usaha mereka dalam pengelolaan makanan.

Sido Muncul pun melakukan Eco Inovasi yang dicapai 2023 dan 2024 dengan Efisiensi Energi melalui penggunaan sistem HVAC untuk memproduksi bahan baku pada produk kapsul. 

Kemudian, Sido Muncul juga menurunkan emisi hingga 2.195 ton CO2eq dengan menggunakan chilled water system dalam memproduksi cairan obat dalam. 

Ada pula program 3R melalui pemanfaatan Limbah non B3 untuk modifikasi tatakan caping pada mesin filling RTD 0,80 ton.

Beberapa upaya lain dari segi penghematan energi juga telah dilakukan, seperti penurunan BPA dengan recycle hasil sampling pada produk yang mengandung Bioetanol 12,9 ton. 

Pengelolaan lingkungan dengan merawat satwa langka pun dilakukan oleh 5 bersaudara generasi kedua sekaligus pemilik Sido Muncul yakni Irwan Hidayat, Jonatha Sofjan Hidajat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat, dan David Hidayat. 

“Saya bersama 4 adik saya sangat menyukai dan memelihara satwa langka. Kami telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk merawat dan memeliharanya. Agrowisata Sido Muncul menjadi tempat terbaik sebagai konservasi untuk melindungi satwa langka tersebut, mulai dari harimau, kera, burung hingga satwa air,” ungkap Irwan. 

Hingga sekarang, Sido Muncul berhasil melestarikan keanekaragaman hayati sebanyak 16 ekor elang di Agrowisata Sido Muncul, serta efisiensi air bersih 3 m3 melalui proses cleaning in place pada ekstrak Tolak Angin Cair.

Irwan Hidayat tak memungkiri bahwa air sebagai kekayaan Tuhan yang diberikan kepada manusia sangat vital untuk dikelola dengan baik. Maka penggunaan energi bersih menjadi salah satu perhatian yang dilakukan pihaknya. 

Sido Muncul tentu saja, kata dia berkomitmen mengelola limbah pabrik, serta menggunakan energi-energi ramah lingkungan dan energi terbarukan dalam operasional perusahaan.

“Sido Muncul menerima ‘Proper Emas’ yang kelima kali secara berturut-turut dari KLH. Sido Muncul selalu berusaha dengan serius untuk mencapai target proper terbaik,” ujarnya.

 

“Semua bisa berhasil karena niat baik perusahaan yang didukung oleh team department lingkungan hidup dan seluruh karyawan Sido Muncul. Saya menyadari bahwa menjaga lingkungan adalah bagian yang sangat penting di dalam melakoni bisnis,“ imbuh Irwan.

Irwan Hidayat yang dikenal sebagai filantropi Indonesia pun sangat concern terhadap terwujudnya Sustainable Development Goal’s (SDG’s) diterapkan oleh ekosistem Sido Muncul. 

“Sido Muncul terus berkomitmen penuh untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan melalui program eco-Inovasi dan inovasi Sosial, demi terwujudnya Sustainable Development Goal’s (SDG’s) yaitu mengentaskan segala bentuk kemiskinan, menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, mencapai kesetaraan gender dengan memberdayakan semua perempuan, memberikan pekerjaan yang layak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, dan penanganan perubahan iklim,” jelas  Irwan. 

Irwan menegaskan pihaknya pun akan berusaha terus untuk mendapatkan proper emas untuk tahun 2025 ini karena Sido Muncul memiliki filosofi yang dilegacy-kan para pendiri agar munculnya industri jamu dan farmasi terbaik serta termodern ini akan terus bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. 

“Dengan niat baik dan kesungguhan karyawan untuk menjaga lingkungan pabrik Sido Muncul tetap sehat, bersih, bermanfaat, dan berkelanjutan, kami berharap proper emas akan terus kita pertahankan. Dan salah satu yang membuat kami bangga adalah alhamdulillah kami bisa mengelola, menjaga lingkungan sendiri dengan tidak membebani perusahaan dan merugikan pihak lain. Sampah tidak keluar dari pabrik,” tutur Irwan. 

“Jadi kami tidak pernah membuang sampah pabrik ke tempat lain. Alhamdulillah kami juga tidak pernah mencemari lingkungan sekitar dengan limbah pabrik karena kita berhasil mengolahnya sendiri kembali menjadi barang bermanfaat tanpa membebani pemerintah daerah,” tambahnya. 

 

Setuju Proper untuk Pemerintah Daerah

Pada kesempatan tersebut Irwan juga mengamini usulan Kementerian Lingkungan Hidup yang disampaikan Menteri KLH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq yang meminta perlunya dilakukan proper lingkungan kepada pemerintah daerah. 

“Jadi proper lingkungan juga perlu dilakukan oleh kepada pemerintah kota dan pemerintah daerah, misalnya untuk pengelolaan sampah, sungai, limbah rumah tangga, dampak penggunaan energi yang belum ramah lingkungan,” ungkapnya. 

Ini karena sebenarnya, kata Irwan, jika pemerintah daerah itu di proper maka akan jauh keberhasilannya sesuai tujuan yakni menjadikan lingkungan menjadi bersih dan bebas dari polusi apa pun. 

“Kalau tidak salah 70 persen dari limbah yang ada itu dan menjadi potensi pencemaran lingkungan berasal dari limbah rumah tangga. Dengan begitu maka proper yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan diikuti dengan pembuatan regulasi yang mendukung dengan terbitnya perda-perda pro- lingkungan sehingga juga akan dapat mendidik masyarakat lebih awareness kepada lingkungan,” bebernya. 

 

Proper Emas Jadi Role Model

Menteri Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menghargai upaya keras dan serius yang telah dilakukan oleh Sido Muncul. dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Sido Muncul sebagai perusahaan jamu termodern ini sudah beberapa kali mendapat Proper Emas. Jadi tidak hanya tahun ini. Kami pemerintah memberikan apresiasi tinggi upaya swasta seperti Sido Muncul menjaga kelestarian lingkungan secara mandiri,” ucap Menteri Hanif.

Khusus untuk penghargaan Green Leader, Menteri Hanif turut memberikan pujian kepada Irwan Hidayat karena dia sangat gigih, komit dan konsisten dalam berkontribusi untuk menjaga lingkungan di Rawa Pening, Jawa Tengah.

“Sido Muncul cukup panjang langkah dan perjuangan untuk mendapatkan proper emas. Kemudian untuk Green Leader-nya, Pak Irwan juga secara serius mencoba menangani Rawa Pening dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Untuk eco inovasi dia adalah luar biasa. Sehingga dia berhak mendapat predikat sebagai Green Leader,” ungkapnya.

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat kembali menerima penghargaan Green Leadership Utama 2024 yang ketiga kalinya diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq karena mampu menerapkan pengelolaan korporasi sesuai ESG (foto ist)

Sementara itu, Prof Sudharto selaku Ketua Dewan Pertimbangan Proper mengatakan pemberian proper ini sejatinya sangat strategis karena adanya kebutuhan perusahaan bagaimana mereka menerapkan pengelolaan korporasi dengan prinsip-prinsip yang baik dan benar. Sehingga setiap tahun pesertanya itu meningkat.

“Jadi semua perusahaan yang memperoleh peringkat emas itu harus menjadi role model, harus menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain. Karena dia bukan hanya sekedar memenuhi standar, tetapi melebihi standar. Sehingga bukan hanya mampu mengendalikan lingkungan tetapi mampu memberikan kontribusi untuk efisiensi energi, pengurangan limbah, pengurangan air, pengurangan emisi,” terang Prof Sudharto. 

“Jadi sangat signifikan dalam membantu mewujudkan capaian Environmental, Social, and Governance (ESG),. Nah, kalau sudah begitu akan dikenal di luar. Karena sekali lagi komponen-komponen dalam proper itu kompatibel dengan peringkat internasional yang disebut sebagai ESG tadi. Sebuah pemeringkatan yang menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan itu mengendalikan lingkungan, peduli sosial dan didukung oleh tata kelola yang baik,” imbuh Prof Sudharto.

Mereka yang dapat proper emas jelas, Prof Sudharto, harus menjadi contoh yang baik. Kalau sudah menjadi contoh tidak boleh ada kasus apa pun. 

“Sekali ada kasus itu pasti kita downgrade. Pasti akan turun. Jadi emas itu betul-betul sempurna dan menjadi acuan perusahaan masih komit dan konsisten tidak dalam pengelolaan lingkungan,” tegasnya.

Lebih lanjut eks Rektor Undip Semarang ini mengatakan, event pemberian proper ini bagian dari insentif pemerintah. 

“Mereka akan diumumkan di media massa, siapa yang dapat emas, siapa yang dapat biru, siapa dapat hijau dan siapa yang dapat merah dan hitam itukan insentif dan disinsentif sehingga perusahaan bisa mengevaluasi, memperbaiki atau menguatkan,” jelasnya. 

“Kemudian secara otomatis komponen-komponen yang diperoleh dalam proper itu tadi bisa diaplikasikan di ESG dan sustainable jadi akan diketahui oleh dunia internasional bahwa perusahaan itu layak mendapatkan reputasi yang bagus,” pungkasnya.