keterangan foto: Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono 

 

JAKARTA – Perum Bulog siap melakukan penyerapan 3 juta ton setara beras yang ditugaskan oleh pemerintah. Sejumlah strategi dilakukan Bulog untuk merealisasikan hal tersebut. 

“Strategi yang dilakukan, pertama kolaborasi. Kolaborasi seperti apa? Seminggu lalu kami sudah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Perpadi (perkumpulan perusahaan penggilingan padi dan pedagang beras). Kami ada PKS 1,2 juta ton di sentra-sentra paneni,” ujar Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono, saat diskusi dengan awak media, di kantor Perum Bulog, Rabu (22/1/2025).

“Kemudian strategi yang kedua, kita berkolaborasi dengan.Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI). Dan yang ketiga kami juga masih terus melakukan kerjasama dengan MPP (mitra pangan pengadaan) yang jumlahnya lebih dari 1200,” imbuhnya.

Selain melakukan kolaborasi, pihaknya jelas Wahyu juga melakukan jemput dilokasi. Di spot-spot panen itu setelah mendapat data dari Kementerian Pertanian 

“Dilokasi-lokasi panen itu kami jemput di lapangan dan hari ini saya tugaskan khusus wadirut (Wakil Direktur Utama Bulog Marga Taufiq) di sentra produksi di Jawa Timur untuk sosialisasi sekaligus mungkin sudah ada yang bisa kita ambil penyerapan gabah maupun setara beras,” ujarnya.

Kemudian Bulog juga akan menyewa gudang penyimpanan beras. Wahyu menjelaskan kapasitas gudang penyimpanan Bulog terbatas, yakni 3,5 juta ton. Saat ini, kapasitas yang tersedia untuk gudang penyimpanan Bulog hanya 1,5 juta ton.

“Gimana mau serap sebanyak itu? Bulog nggak bisa sendirian, caranya dengan kolaborasi. Minta ke TNI, saya sudah kirim surat, kita minta kepada beliau spot gudang yang sedang tidak dimanfaatkan. Kami juga minta bantuan Menteri Perdagangan, beliau sudah ACC dengan Sistem Resi Gudang. Berikutnya, besok dengan ID Food untuk kontrak Gudangnya, mitra yang kita pakai,” jelas Wahyu.

Dengan penyewaan gudang itu, Wahyu menyebut bisa menambah kapasitas hingga 1,5 juta ton setara beras. 

Lebih lanjut Wahyu mengatakan, untuk Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah, gabah kering panen itu Rp6.500 ditingkat petani. 

“Dan untuk beras sampai hari ini, keputusan rapat tadi kita diminta untuk HPP nya sampai dengan gudang Bulog Rp12.000,” ujar Wahyu.

“Perum Bulog mengusulkan penyesuaian, masih mengusulkan tentu keputusan ini ada di ratas yang dipimpin presiden. Kami memang mengusulkan kisarannya Rp12 ribu sampai dengan Rp12.250. Tapi itu baru usulan. Hari ini untuk penyerapan Rp12 ribu untuk beras dengan beberapa syarat dan ketentuan yang itu diatur oleh Bapanas,” imbuhnya.

Terkait persediaan beras, Wahyu mengatakan saat ini pihaknya masih mengelola total persediaan di gudang Bulog seluruh Indonesia,  beras sebanyak 2 juta ton. 

“Terdiri dari 1,8 juta ton beras PSO dan 200 ribu ton beras komersial,” ujarnya.

Serap 3 Juta Ton Setara Beras, Bulog Perlu sediakan Rp57 Triliun 

Sementara itu, Direktur Keuangan Bulog Iryanto Hutagaol menambahkan, Bulog sudah punya stok di gudang kurang lebih 1,7 juta ton. Awalnya akan menyerap 2 juta ton dan akan menyisakan akhir tahun 1,2 juta ton. Artinya Bulog kata dia akan mengelola kurang lebih 3,7 juta ton beras tahun ini.

“Dengan perintah diminta menyerap 3 juta artinya kita akan mengelola 4,7 juta ton. Kalau kita hitung harga Rp12 ribu per kg, artinya 4,7 juta dikali 12 ribu kurang lebih Rp57 triliun harus kita sediakan untuk beras ini,” ujarnya.

“Kami kurang lebih 10 persen biaya pengolahan. Itulah yang kita butuhkan setiap tahun. Dan kami pada saat ini sedang berbicara dengan pemerintah untuk memberikan bantuan yang lebih terstruktur untuk pendanaan. Jadi kalau kita lihat pendanaannya kurang lebih Rp60 triliun untuk mengelola 4,7 juta ton. Yang diperintahkan pemerintah untuk dikelola,” imbuhnya.

Saat ini jelas Iryanto, Bulog dibantu perbankan. “Kalau struktur kita dibantu oleh pemerintah, nanti pemerintah sebagian memberikan APBN nya langsung kepada kitam Selama ini kita bisa recovery dari pendapatan kita pada saat kita menyalurkan disitulah pemerintah membeli beras kami. Dan itulah menjadikan recovery pendapatan kami,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengungkapkan Pemerintah meminta Perum Bulog untuk menyerap 3 juta ton beras sampai dengan April 2025.

“Juga sudah diputuskan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen Rp6.500/kg,” ujar Zulkifli Hasan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/1/2025).

“Sedangkan berasnya dibeli dari pabrik-pabrik yang kerja sama. Karena pabrik membeli gabah Rp6.500/kg, maka Bulog akan membeli berasnya Rp12.000 (per kg),” pungkasnya.